skip to main |
skip to sidebar
Detik-detik bebayang yang mengejarBagai nelayan di tangan jala tertebarMenadah pasir karang nan kasarSebagai tanda karya bermulaMengharungi hari mukaBegitu getirnya mencari kedamaianBuat kehidupan penuh berimanBangkit dirimu di alam kenyataanMenghambat senja sebelum malamYang belum pasti menjadi titiPencapaian penuh ertiSemalam telah berlaluMenjadi tunggak penentuEsok yang akan berlakuTerserah pada akalmuPunya usia juga tenagaMewarnai nubarimu(Ramli Sarip - 1986)
Kaulah Yang Maha EsaKaulah Yang Maha PengasihKaulah Yang Maha PenyayangTiada hidup tanpaMuKaulah Yang Maha AgungKaulah Yang Maha MengetahuiTuhan dunia akhiratTiada aku tanpaMuBilaku rasa piluBilaku rasa resahBilaku kekosonganKau tempatku mengaduOh Tuhan yang satuEngkaulah Tuhan yang satuSegala puji-pujianKu tujukan padaMU..padaMUDan hidup dan matiku hanyalahUntukMu..untukMu...untukMU(Ramli Sarip - 1999)
Kita adalah insanMenumpang atas duniaAku dengan carakuYang sederhanaKita adalah hambaBerbakti pada Yang EsaAku mencari sinarKeredhaannyaKita sama sahajaBezanya cuma amalan kita(Yantzen - 1999)